Masih cukupkah PCR dan Antigen untuk mendeteksi Varian Omicron?

Varian baru SARS-CoV-2 B.1.1.529 ditetapkan WHO sebagai variant of concern pada 26 November 2021 dan diberi nama Omicron. Indonesia sendiri melaporkan secara resmi kasus pertama varian omicron pada tanggal 16 desember 2021. Mutasi Virus merupakan hal yang alami, dimana mutasi adalah sebuah proses adaptasi dari virus itu sendiri dan akan selalu terjadi. Mengutip Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi dalam Beritasatu.com  mutasi terjadi karena virus beradaptasi. Apalagi Covid-19 berkembang biak dalam sel manusia, maka selalu melakukan adaptasi untuk bertahan hidup.

Kondisi ini menyadarkan kita untuk harus tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin. Selain itu hal yang sangat penting untuk tetap dijalankan guna menekan penyebaran kasus yang lebih luas adalah 3 T (testing, tracing, treatment) harus dilakukan dengan benar dan segera.  Kemudian timbul pertanyaan Bagaimana dengan pemeriksaan-pemeriksaan yang ada saat ini? Apakah cukup untuk mendeteksi varian baru ini?

Pada kesempatan ini Tim Humas RS PELNI menemui dr. Sherly Purnamawaty, Sp.PK  yang merupakan Dokter Spesialis Patologi Klinik  RS PELNI dr. Sherly Purnamawaty, Sp.PK yang akrab disapa dengan dokter Sherly menyampaikan Varian Omicron memiliki 30 titik mutasi pada gen Spike (S). Sama halnya dengan varian lain, pemeriksaan PCR dan antigen yang tidak menggunakan gen S sebagai target deteksi tidak akan terpengaruh oleh mutasi ini. Reagen PCR di Indonesia umumnya tidak menggunakan gen S sebagai target sehingga relatif tidak terpengaruh oleh varian omicron maupun varian-varian lain dengan titik mutasi pada gen S. Selain itu, PCR umumnya menggunakan setidaknya 2 gen dalam mendeteksi SARS-CoV-2.

Sehingga apabila salah satu gen tidak terdeteksi akibat mutasi, gen yang lain akan tetap terdeteksi. Oleh karena itu hingga saat ini dapat  disimpulkan PCR yang digunakan selama ini di Indonesia masih mampu mendeteksi infeksi oleh SARS-CoV-2 varian omicron, namun untuk menentukan apakah infeksi tersebut benar oleh varian tertentu diperlukan pemeriksaan lebih lanjut,yauitu pemeriksaaan WGS (Whole Genome Sequencing).

 

Sumber :

https://www.beritasatu.com/kesehatan/793431/kemkes-virus-covid19-bermutasi-hal-yang-alamiah