Panduan Mendeteksi Kanker Serviks

Kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia. Kanker ini paling banyak disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) terutama subtipe 16 dan 18.

Kanker serviks dapat dicegah jika terdeteksi sejak dini melalui:

  • Pap Smear
  • Test HPV DNA
  • Vaksin HPV

 

Pap smear adalah prosedur pemeriksaan pada leher rahim (serviks) untuk mendeteksi ada tidaknya sel-sel abnormal yang berisiko menyebabkan kanker serviks. Melalui pap smear, perubahan sel prakanker atau sel kanker dapat terdeteksi bahkan sebelum timbulnya gejala.

  • Dokter akan memasukkan spekuIum secara perlahan untuk membuka mulut vagina
  • Dokter akan mengambil sampel sel dari leher rahim dengan cara swab menggunakan spatula plastik khusus dan sikat kecil
  • Sampel yang sudah dokter ambil akan dikirim ke laboratorium untuk diteliti

 

Pemeriksaan HPV DNA adalah prosedur untuk mendeteksi infeksi HPV (human papiloma virus) tipe risiko tinggi pada wanita. pemeriksaan HPV DNA perlu dilakukan secara rutin dengan tujuan sebagai berikut:

  • Mendeteksi kelainan sel serviks dan infeksi HPV pada wanita usia 30 tahun ke atas
  • Mendeteksi lebih jauh keberadaan HPV tipe risiko tinggi pada pasien dengan hasil pap smear yang menunjukkan sel serviks abnormal
  • Memeriksa sel-sel serviks abnormal setelah pengobatan terhadap infeksi HPV tipe risiko tinggi

 

lnfeksi H PV dan pra-kanker serviks (sel-sel abnormal pada serviks yang dapat berkembang menjadi kanker) telah mengalami penurunan sejak tahun 2006, ketika vaksin HPV pertama kali digunakan di Amerika Serikat. WHO merekomendasikan :

  • Jadwal satu atau dua dosis untuk anak perempuan berusia 9-14 tahun.
  • Jadwal satu atau dua dosis untuk anak perempuan dan perempuan berusia 15-20 tahun.
  • Dua dosis dengan selang 6 bulan bagi perempuan yang berusia di atas 21 tahun.