Pemeriksaan Dasar Gangguan Kesuburan

Pada pasangan suami-istri yang belum memiliki keturunan, terlebih selama 1 tahun sudah menikah dan melakukan hubungan seksual secara rutin tanpa kontrasepsi, mungkin pasangan tersebut mengalami gangguan kesuburan (infertilitas). Gangguan kesuburan dapat dialami oleh pria dan perempuan, oleh sebab itu penting untuk memeriksakan diri ke Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Kesadaran untuk memeriksakan diri ke dokter harus datang dari kedua belah pihak yaitu suami dan istri. Hal ini sangat penting dan berpengaruh kepada ketepatan diagnosa dan penetuan tindakan yang tepat.  Selanjutnya dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut dengan cara melakukan pemeriksaan lanjutan.

Berikut merupakan beberapa pemeriksaan dasar yang mungkin akan dilakukan oleh dokter pada pasangan infertilitas adalah sebagai berikut:1

  1. Pemeriksaan pada Perempuan
  2. Masa Subur

Mengetahui masa subur (ovulasi) dibutukan untuk menentukan waktu kesuburan tiap bulannya. Perempuan yang mempunyai siklus dan frekuensi haid yang teratur, kemungkinan mengalami ovulasi dan memiliki kesempatan unutk mengalami proses pembuahan setiap bulannya.

  1. Pemeriksaan Hormon

Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk menegakan diagnosis gangguan kesuburan dan menyingkirkan diagnosis banding gangguan hormonal lainnya. Pemeriksaan hormon yang dapat dilakukan adalah:

  • Kadar AMH
  • Folikel antral basal
  • FSH dan Estradiol
  • TSH
  1. Kelainan Rahim

Pemeriksaan kelainan rahim (uterus) diperlukan untuk melihat adanya kelainan pada rahim. Pemeriksaan rahim dapat dilakukan dengan cara:

  • HSG
  • USG-TV (Transvaginal)
  • Histeroskopi

 

 

  1. Kelainan Tuba Falopi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dari saluran telur (tuba falopi), apakah ada kelainan atau sumbatan yang dapat mempengaruhi infertilitas. Salah satu cara pemeriksaan dengan metode sebagai berikut:

  • HSG
  • Laparaskopi
  1. Pemeriksaan Chlamydia

Mesikupn terkadang tanpa menunjukan gejala yang berarti, infeksi chlamydia dapat menyebabkan dampak jangka Panjang, salah satunya adalah gangguan kesuburan.

  1. Pemeriksaan HbA1c

Pemeriksaan ini menunjukan tingkat gula darah (glukosa) selama 3 bulan terakhir. HbA1c yang meningkat dapat mempengaruhi program dan luaran kehamilan.2

  1. Pemeriksaan Vitamin D

Vitamin D berperan dalam sistem reproduksi wanita dan mempengaruhi hormon seksual. Kekurangan vitamin D dapat menjadi penanda risiko gangguan kesuburan dan mempengaruhi luaran kehamilan.3

  1. Pemeriksaan pada Pria4
  2. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Anamnesis dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko dan kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi fertilitas pada pria.

  1. Analisa Sperma

Analisa sperma dilakukan untuk mengetahui volume ketika ejakulasi, kekentalan sperma, jumlah sperma, bentuk sperma, pergerakan sperma, kadar pH. Evaluasi pemeriksaan ini untuk menentukan apakah kondisi sperma ideal untuk membuahi sel telur pada perempuan.

  1. Indeks Fragmentasi DNA Sperma

Pemeriksaan ini untuk mengetahui integritas DNA dari sel sperma dan kemampuan sel sperma untuk membuahi sel telur. Kerusakan DNA pada sel sperma dapat berkaitan dengan penurunan tingkat kesuburan pada pria.

Setelah melakukan pemeriksaan diatas, dokter dapat lebih mudah mengidentifikasi penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai pada pasangan dengan gangguan kesuburan.

 

Disusun Oleh:

Dr. dr. R. Muharam, Sp. OG(K), MPH

  1. Riyan Hari Kurniawan, Sp. OG(K)
  2. Ugi Utomo Dimas

 

Daftar Pustaka

  1. Konsensus Penanganan Infertilitas: Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia; 2019.
  2. Morley LC, Tang TMH, Balen AH. Metformin Therapy for the Management of Infertility in Women with Polycystic Ovary Syndrome. BJOG 2017;124:e306–e313.
  3. Pliz S et al. The Role of Vitamin D in Fertility and during Pregnancy and Lactation: A Review of Clinical Data. Int J Environ Res Public Health. 2018; 15(10): 2241.
  4. Ikatan Ahli Urologi Indonesia. Gudilines Infertilitas Pria. IAUI. 2015.