Penatalaksanaan Hemoroid

Penatalaksanaan medis non farmakologis

Penatalaksanaan ini berupa pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola/ cara defekasi. Perbaikan defekasi adalah melalui diet, cairan, serat tambahan, pelican feses, dan perubahan perilaku buang air. Penatalaksanaan hemoroid dapat berupa terapi konservatif, terapi nonbedah dan terapi bedah yang disesuaikan dengan derajat dari keparahan wasir itu sendiri.

Untuk memperbaiki pola BAB dilakukan posisi jongkok (squatting) sewaktu BAB. Pasien diusahakan untuk tidak banyak duduk atau tidur, banyak bergerak dan banyak jalan. Pasien juga diharuskan banyak minum sekitar 30-40 ml/kgBB/hari untuk melembekkan tinja. Pasien juga harus banyak makan serat antara lain buah-buahan, sayur-sayuran, cereal, dan suplementasi serat komersial bila kurang serat dalam makanan.

Penatalaksanaan medis farmakolois

1. Obat yang memperbaiki BAB.

Ada dua obat yaitu suplemen serat (fiber supplement), dan pelembek tinja . Suplemen serat komersial yang banyak dipakai adalah psyllium atau isphagula Husk yang berasal dari kulit biji Plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Efek samping antara lain banyak kentut, kembung, dan konstipasi, alergi, sakit perut, dan lain-lain. Obat kedua yaitu obat pencahar yang akan merangsang sekresi mukosa usus halus sehingga tinja lebih halus

2. Obat simptomatik

Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau karena kerusakan kulit di daerah anus. Sediaan yang dipakai biasanya sediaan berbentuk seperti kapsul padat yang dimasukkan kedalam dubur untuk pengobatan wasir. Ada juga sediaan salep yang bisa dioleskan langsung

3. Obat menghentikan perdarahan

Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya pembuluh darah wasir yang berdinding tipis. Pemberian serat komersial misalnya psyllium setelah 2 minggu pemberian ternyata dapat mengurangi perdarahan hemoroid.

 

Penatalaksanaan minimal invasif

Tindakan operasi kecil dilakukan bila dengan pengobatan minum/oles dan perubahan gaya hidup tidak membantu banyak. Ada banyak jenis-jenis operasi yang bisa diterapkan pada kasus wasir. Namun pada tindakan operatif, komplikasi yang didapatkan yaitu sakit pada anus waktu buang air besar dan ulkus. Jenis-jenis operasi yang bisa dilakukan untuk kasus wasir

  • Skleroterapi hemoroid
    Keuntungan tindakan skleroterapi hemoroid yaitu tehnik pelaksanaan sederhana dan mudah, tidak membutuhkan peralatan khusus hanya anuskopi dan alat suntik yang sesuai, dan tidak membutuhkan anestesi.Tindakan skleroterapi hemoroid sangat berhasil pada hemoroid interna derajat I dan II. Kontraindikasi relatif skleroterapi hemoroid yaitu bila ditemukan adanya fisura anus, fistula anus,  skin tag, hipertensi porta, infeksi anorektal aktif dan status imunokompromis. Sedangkan kontraindikasi absolut bila ditemukan adanya penyakit radang kolon seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif. Komplikasi skleroterapi hemoroid umumnya jarang berupa sepsis pelvis dengan tanda-tanda trias yaitu nyeri pelvis, demam dan retensi urin.

  • Ligasi Hemoroid
    Ligasi wasir hanya cocok untuk pengobatan hemoroid interna derajat I dan II. Tindakan ligasi wasir tidak dianjurkan bila ditemukan adanya fisura ani, abses atau fistula.Persiapan sebelum melakukan ligasi hemoroid hampir sama dengan persiapan skleroterapi hemoroid namun dibutuhkan anestesi lokal. Komplikasi yang sering terjadi perdarahan pada saat BAB, bengkak ataupun memar sekitar anus, sepsis.

  • Termokoagulasi infra merah hemoroidTeknik termokoagulasi infra merah pertama kali dikenalkan oleh Nath pada tahun 1970. Dengan teknik tersebut bantal anus menjadi normal baik dalam ukuran maupun posisinya. Indikasi teknik tersebut pada hemoroid derajat I – II dan hemoroid dengan perdarahan aktif.

    Keuntungan penggunaan tehnik termokoagulasi infra merah tidak menyebabkan interferensi gelombang elektromagnetik sehingga aman untuk penderita yang mengenakan pacu jantung, aman bagi penderita hamil dan tidak membutuhkan elektroda yang inaktif. Kejelekannya hemoroid dapat kambuh, tindakan harus dilakukan beberapa kali, kotor dan dapat menyebabkan peradangan pada rektum.

Terapi Operasi

Hemoroidektomi

Indikasi operasi untuk hemoroid adalah sebagai berikut :

  • Gejala kronik derajat 3 atau 4.
  • Perdarahan kronik yang tidak berhasil dengan terapi sederhana.
  • Hemoroid derajat 4 dengan nyeri akut dan thrombosis serta gangrene.

Prinsip Hemoroidektomi :

  • Eksisi hanya pada jaringan yang benar-benar berlebih.
  • Eksisi sehemat mungkin dilakukan sehingga anodema dan kulit normal tidak mengganggu sfingter ani.

Penatalaknsaan dimulai dengan terapi non-medikamentosa, ditambah medikamentosa berupa obat untuk memperbaiki BAB, simtomatik, obat menghentikan perdarahan, serta obat penyembuh dan pencegah serangan wasir, yang jika terapi nonmedikamentosa dan medikamentosa ini tidak dapat membantu baru dapat dilanjutkan dengan terapi minimal invasive dan pembedahan.

  • Pralax (lactulose) 1 x 20 cc à obat untuk memperbaiki BAB
  • Acetram (tramadol 37,5 mg dan parasetamol 325 mg) 3×1 tab (obat untuk simtomatik)
  • Zypraz (alprazolam) 2 x  0,25 mg tab prn (obat untuk simtomatik)
  • Asam traneksamat injeksi 3 x 1 ampul (250 mg/ml, 5 ml) à untuk menghentikan perdarahan.
  • Hidrosmin 3 x 200 mg à untuk wasir
  • Borraginol suppositoria 15 mg (Lithospermi Radix Extractum  0,1mg, Prednisolonum 0,5 mg, Lidocainum 7,5 mg, Aethylis Aminobenzoas 10 mg, cetrimide 1,25 mg, Lecithinum Ovi 50 mg) 1×1 à untuk hemoroidnya.

Ada banyak perawatan wasir yang bervariasi dari obat-obatan, ligasi pita hingga hemoroidopeksi dijepit, fotokoagulasi laser, skleroterapi, ligasi arteri yang dipandu Doppler, dan akhirnya operasi. Nyeri pasca operasi adalah masalah yang paling umum dengan operasi ini. Komplikasi awal post operasi adalah retensi urin, perdarahan dan pembentukan abses. Komplikasi jangka panjang termasuk diantaranya adalah fisura anus, stenosis anus, inkontinensia tinja, fistula perianal, dan kekambuhan wasir kembali. Karena kelemahan ini, telah muncul prosedur bedah tanp,a eksisi baru yang dikenal sebagai prosedur laser hemoroid atau Laser hemorrhoidoplasty (LHP). Ini adalah teknik mini-invasif dan sebagian besar cocok untuk gejala derajat kedua hingga ketiga dengan prolaps rektum minimal. LHP dapat dianggap sebagai pilihan yang lebih cocok ketika cara pengobatan konservatif gagal. Selain itu, teknik ini juga minimal invasif, tidak memerlukan anestesi, dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan, memiliki keuntungan dari rawat inap yang singkat, dan pemulihan yang lebih cepat.

LHP adalah prosedur yang relatif baru untuk pengobatan wasir di mana aliran darah wasir digumpalkan oleh laser. Sebelum prosedur, pasien perlu dibius oleh ahli anestesi. Selanjutnya, prosedur akan dilakukan oleh ahli bedah. Probe laser akan dimasukkan ke dalam wasir. Karena panas yang hebat, sinar laser akan membakar dan menutup pembuluh darah, oleh karena itu wasir akan menyusut sekaligus mengurangi risiko pendarahan yang berlebihan selama dan setelah prosedur. Teknik LHP juga tidak meninggalkan efek pada jaringan di sekitarnya serta sfingter anal. Teknik LHP terbukti lebih efektif daripada operasi konvensional dalam mengurangi nyeri pasca operasi, mengatasi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien hemoroid.

Daftar Pustaka

  1. Setiadi S, dkk. Panduan sistematis untuk diagnosis fisis : anamnesis & pemeriksaan fisis komprehensif. Jakarta : Interna Publishing, 2013.
  2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi L, Simadribata M, Setiati S, penyunting. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 3. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
  3. Rani AA, dkk. Panduan pelayanan medic. Jakarta : PB PAPDI, 2006.
  4. Setiadi S, dkk. Lima puluh masalah kesehatan di bidang ilmu penyakit dalam. Buku kedua. Jakarta : Interna Publishing, 2011.
  5. Brunicardi FC, et all. Schwartz’s Principles of Surgery. Edisi ke-9. New York : McGraw-Hill Corps, 2010.
  6. Townsend CM, et all. Sabiston textbook of surgery : the biological basic of modern surgery practice. Edisi ke-19. Philadelphia : Elsevier, 2012.
  7. Sjamshuhidajat & de jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit PELNI
dr. Andi Khoyrurrofiq, Sp.B
dr. Dwitya Budhi Sardjana, Sp.B
dr. Adra Syahrissa Firmansyah, Sp.B
dr. Hengky Setyahadi, Sp.B
dr. Stefanny, Sp.B
dr. Intan Eklesiana Napitupulu, Sp.B

Untuk jadwal Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit PELNI melalui link:

Nomor Pendaftaran: