Seberapa Banyak sih Pasangan dengan Gangguan Kesuburan?

Faktor keberhasilan seseorang untuk bereproduksi mendapatkan keturunan sangat dipengaruhi dengan kondisi kesuburan kedua belah pihak pasangan pria maupun wanita. Gangguan kesuburan (infertilitas) merupakan kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang-kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi. Gangguan kesuburan dapat mempengaruhi pria maupun wanita. Bagi pasangan suami-istri (pasutri) yang belum memiliki keturunan, gangguan kesuburan merupakan masalah yang dapat berdampak signifikan secara psikologis.1

Berdasarkan data di Indonesia, dari 67 juta pasangan usia subur, 10-15 persen atau 8 juta mengalami gangguan infertilitas atau kesuburan. Berdasarkan data dari Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri) pada tahun 2017, terdapat 1.712 pria dan 2.055 wanita yang mengalami gangguan kesuburan. WHO memperkirakan sekitar 50-80 juta (1 dari 7 pasangan) memiliki masalah gangguan kesuburan dan setiap tahun akan muncul 2 juta pasutri dengan masalah gangguan kesuburan. 2 Selanjutnya berdasarkan jenis kelamin, 37% gangguan kesuburan disebabkan oleh faktor wanita, 35% dari faktor campuran, dan 8% dipengaruhi oleh faktor pria.3

Penyebab terjadinya gangguan kesuburan terdiri dari beberapa faktor yaitu, faktor dari wanita, faktor pria, maupun keduannya. Faktor dari wanita meliputi, gangguan tuba dan pelvik, gangguan ovulasi, polip rahim dan kelainan bentuk uterus. Faktor dari pria, meliputi kelainan pada, jumlah, pergerakan dan bentuk pada sel sperma. Adapun terdapat faktor risiko yang dapat mempengaruhi gangguan kesuburan seperti, usia, faktor genetik, merokok, status gizi dan pekerjaan.4

Sebagian besar tatalaksana gangguan kesuburan mencakup obat-obatan atau suntikan hormonal, dengan atau tanpa inseminasi intrauterin, atau teknologi reproduksi berbantu (TRB). TRB adalah teknik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh atau yang dinamakan Fertilisasi in Vitro. Kemudian setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim.3

Gangguan kesuburuan terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi, diperlukan adanya evaluasi dan tatalaksana dari dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan sehingga gangguan kesuburan dapat diatasi dan kesempatan pasangan untuk memiliki sang buah hati dapat menjadi kenyataan

Disusun Oleh:

Dr. dr. R. Muharam, Sp. OG(K), MPH

  1. Riyan Hari Kurniawan, Sp. OG(K)
  2. Ugi Utomo Dimas

 

Daftar Pustaka

  1. Konsensus Penanganan Infertilitas: Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia; 2019.
  2. https://www.bkkbn.go.id/detailpost/pandemi-covid-19-tak-halangi-bkkbn-terus-edukasi-masyarakat-cetak-usia-produktif-berkualitas-yang-berawal-dari-kesehatan-reproduksi
  3. Walker MH et al. Female infertility. Treasure Island (FL): StatPearls. 2021. Tersedia di:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556033/
  4. Rossi VB et al. Modifiable Risk Factors and Infertility. Am J Lifestyle Med. 2016; 10(4): 220–231. doi: 10.1177/1559827614558020