2025.11.07 Radioterapi Apakah Aman

Radioterapi Kanker Payudara: Kapan Diperlukan dan Apa Efek Sampingnya?

Saat mendengar diagnosis kanker payudara, salah satu metode pengobatan yang mungkin disarankan adalah radioterapi. Namun, apa sebenarnya radioterapi itu dan kapan seorang pasien membutuhkannya?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kami merangkum penjelasan dari dr. Endang Nuryadi, spesialis Onkologi Radiasi dari RS PELNI Jakarta.

Apa Itu Radioterapi?

Radioterapi (atau terapi radiasi) adalah metode pengobatan medis yang menggunakan radiasi pengion berenergi tinggi. Radiasi ini diarahkan secara presisi ke area target untuk membunuh sel-sel kanker.

“Radioterapi adalah salah satu pilar utama pengobatan kanker, bersama dengan operasi dan kemoterapi,” jelas dr. Endang. Tiga modalitas ini sering bekerja bersama sebagai satu kesatuan tim dalam pengobatan kanker.

Kapan Radioterapi Diperlukan untuk Kanker Payudara?

Kebutuhan akan radioterapi sangat bergantung pada stadium kanker dan jenis operasi yang dijalani pasien.

1. Setelah Operasi Pengangkatan Benjolan (BCS) Jika pasien menjalani operasi yang hanya mengambil benjolan saja (dikenal sebagai Breast Conserving Surgery atau lumpektomi), maka menurut dr. Endang, “wajib dilanjutkan oleh radiasi.” Tujuannya adalah untuk membersihkan sisa sel kanker mikroskopis yang mungkin tertinggal di jaringan payudara yang tersisa.

2. Setelah Operasi Pengangkatan Seluruh Payudara (Mastektomi) Pada stadium awal (Stadium 1 atau 2) di mana dokter bedah onkologi mengangkat seluruh payudara, radioterapi kemungkinan tidak diperlukan.

Namun, radioterapi tetap wajib dilakukan setelah mastektomi jika:

  • Ukuran tumor awal lebih dari 5 cm.

  • Ditemukan adanya penyebaran (anak sebar) kanker ke kelenjar getah bening di area ketiak.

Dalam kasus ini, radioterapi dilakukan setelah pembedahan dan kemoterapi selesai untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tersisa di dinding dada atau kelenjar getah bening.

Memahami Efek Samping Radioterapi

Banyak pasien khawatir akan efek samping radiasi. Namun, dr. Endang menegaskan bahwa efek samping radioterapi bersifat lokal, artinya hanya terjadi pada area yang disinar.

“Kalau untuk kanker payudara, maka yang disinar adalah area dinding dada atau payudara, dan area ketiak,” katanya.

Berbeda dengan kemoterapi, radioterapi pada area dada tidak menyebabkan mual, muntah, atau rambut rontok. Efek samping yang umum terjadi bersifat ringan dan sangat dapat ditoleransi, seperti:

  • Kulit di area radiasi menjadi agak kehitaman atau gelap.

  • Kulit di area lipatan (seperti ketiak) bisa mengalami sedikit lecet.

  • Beberapa pasien mungkin merasakan nyeri menelan, namun tidak semua mengalaminya.

Mengapa Radioterapi Penting dan Tak Perlu Ditakuti?

Radioterapi adalah bagian pengobatan yang tidak bisa dipisahkan untuk memastikan keberhasilan terapi jangka panjang. Tujuan utamanya adalah membunuh sel-sel kanker mikroskopis yang tidak terlihat oleh mata telanjang dan tidak terangkat saat operasi.

“Yang kita khawatirkan terjadi kekambuhan di kemudian hari, mungkin 3 bulan, 6 bulan, setahun kemudian,” ungkap dr. Endang.

Radiasi ditambahkan untuk mematikan sel-sel mikroskopis tadi guna mengurangi kemungkinan kekambuhan di masa depan. Meskipun tidak ada jaminan 100%, ini adalah ikhtiar terbaik untuk membasmi sel kanker.

“Jadi tidak perlu khawatir, tidak perlu takut dalam menjalani pengobatan,” pesan dr. Endang. “Kita harus ikhtiar bagaimana kita sama-sama membasmi sel-sel kanker agar sel kanker mati dan tidak kambuh lagi.”

Memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pengobatan kanker payudara atau radioterapi? Jangan ragu untuk mendapatkan panduan terbaik dari ahlinya.

Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus mengenai dampak prosedur medis pada kesehatan penglihatan Anda atau mengalami gejala pada mata setelah menjalani terapi di area kepala, jangan ragu untuk berdiskusi dengan ahlinya.

Konsultasikan kesehatan Anda ke dokter spesialis onkologi RS PELNI.

#Radioterapi, #KankerPayudara, #RSPELNI, #OnkologiRadiasi, #PengobatanKanker, #KesehatanWanita, #RSPELNIJakarta

Post Views: 472